Bisnis Surviy
Saturday 5 May 2018
Cara cepat mendapatkan penghasilan hanya dengan baca berita langsung di bayar...
Aplikasi kaya ilmu kaya rezeki: http://h5.beritaqu.net/share_link/inapp/share_link/index.html?type=system-share&teacher_id=1228811&invite_code=A1228811&_=1525562165161&apk_url=http://sta.beritaqu.net/app_packages/app_10015.apk
Wednesday 4 May 2016
Makalah Analisis Lingkungan Industri
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Munculnya persaingan dalam
industry merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan,
maka sebuah perusahaan dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik
berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan yang akan memberikan pengaruh
cukup besar terhadap kelangsungan hidup usaha. Untuk itu pelaku usaha dituntut untuk
selalu mengerti dan memahami yang terjadi di pasar serta berbagai perubahan
yang terjadi di lingkungan bisnis sehingga mampu bersaing dalam dunia bisnis
yang dijalankannya.
Dalam upaya meminimalisasi
kelemahan dan memaksimalkan kekuatan
pelaku usaha dituntut untuk menetapan strategi yang sesuai yang dapat
digunakan untuk menghadapi persaingan. Strategi tersebut juga diperlukan untuk
pengembangan usaha. Untuk membentuk sebuah strategi dibutuhkan sebuah analisis.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa jenis
analisis, yakni Analisis Lingkungan Industri dan Analisis Portofolio.
1.2.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka rumusan masalah makalah ini adalah:
1)
Apa yang
dimaksud Analisis Lingkungan Industri?
2)
Apa saja factor
Analisis Lingkungan Industri?
3)
Apa yang
dimaksud Analisis Portofolio?
4)
Apa saja
model pendekatan Analisis Portofolio?
1.3.
Tujuan
1)
Mengetahui
maksud Analisis Lingkungan Industri
2)
Mengetahui
factor analisis Lingkungan Industri
3)
Memahami
Analisis Portofolio
4)
Mengetahui
model pendekatan Analisis Portofolio
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Analisis
Lingkungan Industri
Analisis lingkungan industri merupakan cara untuk mencari gambaran
tentang posisi perusahaan dalam suatu industri yang diakibatkan oleh strategi dan perilaku bisnis sekelompok perusahaan
yang bersaing satu sama lain dalam satu wilayah pemasaran. Mereka adalah
perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang sama atau mendekati sama
atau sebagai barang pengganti atau amat dekat sebagai pengganti. Biasanya
produk yang mereka tawarkan ditujukan untuk target pasaar yang kurang lebih
sama dengan harga yang kurang lebih tak berbeda jauh.
Analisis lingkungan industri bertujuan untuk membantu perusahaan
merumuskan strategi bisnis yang hendak dijalankan dan di saat yang sama
membantu mengantisipasi strategi bisnis yang diluncurkan oleh pesaing. Dengan
memiliki informasi yang terpercaya tentang pesaing, perusahaan diharapkan dapat
memiliki waktu yang cukup guna membangun sikap proaktif. Tidak sekedar reaktif.
Analisis lingkungan industri akan membahas tentang berbagai jenis
halangan memasuki pasar (Barrier to
entry). Jika halangan memasuki pasar amat tinggi, maka posisi perusahaan
yang sudah terlebih hdahulu beroperasi sangat stabil. Tidak ada ancaman baru.
Demikian sebaliknya, jika halangan memasuki pasar amat rendah, maka perusahaan
yang telah beroperasi hendaknya selalu bersiap diri untuk memperoleh ancaman
bisnis yang semakin meningkat. Bahkan bukan tak mungkin, mereka harus berbagi
pasar. Apalagi jika pasar tidak tumbuh, zero-sum
game akan berlaku. Pasar tidak bertambah besar, tetapi diisi oleh sejumlah
perusahaan yang semakin banyak.
2.1.1. Analisis
Lingkungan Industri Menggunakan Pendekatan Model Ekonomi Industri
Jika digunakan pendekatan model ekonomi industri, maka
perhatian analisis lingkungan industri pertama ditujukan untuk memahami struktur pasar tempat
perusahaan beroperasi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya struktur pasar tersebut. Struktur pasar menggambarkan
persaingan riil yang dihadapi perusahaan dan laba potensial yang mungkin dapat
diraih di pasar.
Ada banyak macam struktur pasar. Oleh karena itu
ditandai oleh berbagai karakteristik yang berbeda. Akibatnya, membawa implikasi
manajerial yang bervariasi. Secara garis besar dapat dilihat pada table berikut
Jenis
Pasar
|
Karakteristik
|
Implikasi
Manajerial
|
Pasar
monopoli
|
-
Satu
perusahaan menguasai 100% pangsa pasar
-
Halangan
memasuki pasar amat tinggi
|
-
Perusahaan
leluasa memilih strategi bisnis hamper tanpa batas, sepanjang taka da batasan
permintaan
-
Perusahaan
memiliki kekuatan pasar yang tinggi
-
Laba
potensial amat besar
|
Oligopoly
dominan
|
-
Satu
perusahaan menguasai 50% sampai mendekati 100% pasar
-
Tak ada
pesaing dekat
|
-
Peerusahaan
dominan dapat menerapkan strategi bersaing dengan tanpa khawatir terhadap
reaksi balik dari pesaing
|
Oligopoly
pekat
|
-
Empat
perusahaan terbesar menguasai 60% sampai mendekati 100%
-
Interpendensi
dalam penetapan harga
|
-
Perusahaan
yang memimpin pasar (market leader)
dapat merintis membangun kolusi
-
Jika
memilih bersaing, maka akan bersaing dengan amat ketat
|
Persaingan
monopolistik
|
-
Banyak
pesaing, teteeapi taka da yang menguasai pangsa pasar lebih dari 10% sampai
20%
|
-
Perilaku
perusahaan amat sulit diduga
-
Bersaing
dengan meningkatkan pelayanan
-
Perusahaan
harus berbagi pasar
|
Persaingan
sempurna
|
-
Amat
banyak pesaing, semuanya dengan pangsa pasar amat kecil
-
Elastisitas
silang tinggi
-
Halangan
memasuki pasar rendah
|
-
Tak
satupun perusahaan yang memiliki kekuatan mempengaruhi pasar
-
Laba
mendekati laba normal
|
Diantara factor yang mempengaruhi
terbentuknya struktur pasar tersebut antara lain adalah tingkat kedewasaan
industry, partisipasi pemerintah, struktur biaya, diferensiasi produk, derajat
integrasi industri, jumlah dan tingkat konsentrasi pembeli, skala ekonomi,
pangsa pasar, tingkat konsentrasi pasar, dan halangan memasuki pasar. Namun
demikian, nampaknya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa tiga factor yang
disebut terakhir merupakan factor-faktor terpenting. Paling tidak dengan
memperhatikan ketiga factor tersebut, struktur pasar tempat perusahaan
beroperasi telah dapat diketahui secara kasar.
1.
Pangsa
Pasar
Pangsa pasar diukur oleh
kemampuan satu perusahaan untuk menguasai sebagian dari pasar riil satu jenis
industry tertentu. Dengan demikian, pangsa pasar menunjuk pada besarnya tingkat
penjualan relative perusahaan, yakni rasio antara penjualan perusahaan tertentu
dengan total penjualan industry. Untuk keperluan tersebut, perusahaan perlu
mengetahui dengan persis batas pasar tempat beroperasinya. Dengan kata lain
batasan pasar (market definition)
setiap jenis produk, item produk, jalur produk dari perusahaan yang termasuk
dalam satu jenis industry tertentu perlu diketahui terlebih dahulu sebelum
menentukan sarnya pangsa pasar. Perusahaan perlu mengetahui siapa pesaingnya.
Pada ujungnya, perusahaan akan mengetahui berapa banyak pesaing yang ada di
pasar yang menjual barang-barang yang terkategori dalam satu jenis industry.
Untuk keperluan ini, ada dua
dimensi pasar yang perlu diperhatikan, yakni dimensi produk dan geografis.
Dimensi pertama mencakup penentuan tingkat elastisitas silang antarproduk,
derajat perbedaan segmen pasar yang dipilih, intensitas kelengkapan informasi
pasar, perbedaan harga antar produk, dan independensi kebijaksanaan penetapan
harga antarprodusen. Dimensi kedua meliputi pengertian kebekuan wilayah
penjualan perusahaan tertentu dan perilaku pembelian konsumen.
2.
Konsentrasi
Pasar
Tolok ukur kedua yang biasanya
digunakan untuk menentukan jenis struktur pasar pasar adalah konsentrasi pasar.
Disbanding tolok ukur pertama, tolok ukur kedua ini lebih penting. Bahkan dapat
dikatakan, disbanding semua tolok ukur yang lain termasuk tolok ukur memasuki
pasar, tolok ukur ini tetap memiliki keunggulan. Kadangkala, hanya dengan
menggunakan tolok ukur konsentrasi pasar saja, orang sudah dapat memiliki
gambaran mengenai jenis struktur pasar. Dengan kata lain, sekiranya semua data
yang tersedia amat terbatas, maka inilah tolok ukur yang dapat mewakili yang
lain. Tolok ukur ini tak dapat ditinggalkan begitu saja, sekalipun alat ukur
ini memiliki kelemahan dalam berbagai teknik penghitungannya.
Konsentrasi pasar diartikan
sebagai jumlah atau kombinasi pangsa pasar dari beberapa perusahaan yang
mendominasi pasar. Biasanya berkisar antara dua sampai dengan delapan
perusahaan. Banyak alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi
pasar, namun yang paling mudah digunakan adalah dengan menggunakan rasio dengan
mendasarkan diri pada besarnya volume penjualan, harta, laba, dan atau jumlah
tenaga kerja.
3.
Halangan
memasuki pasar
Ukuran terpenting ketiga
adalalh halangan memasuki pasar. Halangan memasuki pasar dikelompokkan menjadi
dua kategori besar yakni, halangan endogen dan halangan eksogen.
a.
Halangan
endogen adalah halangan yang secara langsung disebabkan oleh besarnya kekuatan
pengendalian pasar oleh perusahaan yang sudah ada (mapan) terlebih dahulu di
pasar. Halangan ini lahir sebagai akibat perilaku perusahaan di pasar melalui
keputusan strategis yang diambil. Oleh karena itu juga disebut halangan
stategis (strategic barriers) atau
halangan perilaku (behavioural barriers).
Dengan strategi bisnis yang sengaj dirumuskan untuk keperluan itu, mereka dapat
menghalangi calon pesaing untuk memasuki pasar. Halangan ini antara lain berupa
rencana serangan balik terhadap pesaing, kelebihan kapasitas produksi, boikot,
potongan harga bersama, perjanjian eksklusif (exclusive dealing), harga mematikan (predatory pricing) , tingginya biaya penjualan termasuk biaya
promosi, hak paten, dan penguasaan sumber daya strategis.
b.
halangan
eksogen adalah halangan memasuki pasar yang tidak secara langsung disebabkan
dan dikendalikan oleh pihak perusahaan yang sudah ada terlebih dahulu di pasar.
Munculnya halangan ini tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan yang
mendominasi pasar. Secara structural halangan ini mewujud dengan sendirinya
dalam satu jenis industry tertentu. Oleh karena itu juga disebut halangan
structural. Factor-faktor yang menjadi halangan structural ini antara lain:
-
Keunggulan
Biaya Absolut
perusahaan
yang sudah mapan amat mungkin memiliki keunggulan biaya dalam memproduksi
barang yang tidak dapat begitu saja ditiru dan dimiliki oleh perusahaan yang
baru berdiri. Keunggulan ini dapat diperoleh karena perusahaan mempunyai hak
pemilikan teknologi pembuatan produk yang dilindungi oleh hokum, kemudahan
akses terhadap bahan mentah, lokasi yang strategis, dan subsidi pemerintah.
-
Skala
Ekonomi
Skala
ekonomi adalah keunggulan memproduksi dengan biaya rendah karena semakin besarnya
volume barang yang dihasilkan pada satu periode tertentu. Keunggulan ini dapat
diperoleh karena adanya spesialisasi tenaga kerja dan mesin. Skala ekonomi dapat
muncul pada sebagian atau seluruh manajemen fungisonal yang ada di dalam
perusahaan, sejak dari produksi dan operasi, pemasaran, sumber daya manusia,
maupun keuangan. Jika perusahaan memiliki keunggulan ini, perusahaan dapat
memaksa pesaing untuk berada pada posisi yang tidak menguntungkan.
-
Persyaratan
Modal
Bersaing
dalam sebuauh industry baru memerlukan sumber daya untuk investasi. Selain
fasilitas fisik, modal diperlukan untuk persediaan, aktivitas pemasaran, dan
fungsi-fungsi bisnis kritikal lainnya. Bahkan ketika persaingan yang terjadi
dallam industry itu menarik, kebutuhan modal yang diperlukan agar berhasil
memasuki pasar bisa saja tidak tersedia untuk mengejar peluang pasar yang ada.
-
Diferensiasi
Produk
Diferensiasi
produk diartikakn bahwa perusahaan yang sudah mapan di pasar memiliki identitas
merek yang sudah amat lekat di mata konsumen. Oleh karena itu, perusahaan telah
memperoleh loyalitas konsumen yang tinggi. Konsumen yang menghargai keunikan
suatu produk cenderung bersikap loyal terhadap produk maupun perusahaan yang
memproduksinya. Biasanya, peserta baru dalam suatu industry harus mengalokasikan
banyak sumber daya dalam beberapa waktu untuk mengatasi loyalitas pelanggan.
Untuk menghadapi persepsi keunikan, peserta baru tersebut secara berkala menawarkan
produk dengan harga rendah. Akan tetapi, dengan melakukan hal ini, dapat
menurunkan laba atau bahkan merugi.
-
Biaya
Perpindahan Penggunaan Barang
Keputusan
konsumen untuk berpindah mengganti barang yang telah biasa digunakan dengan
barang baru yang belum dikenal bukan tanpa biaya. Jika biaya penggantian ini
besar (switching cost), biasanya
konsumen enggan untuk berganti barang. Jika biaya ini besar, maka pesaing harus
mampu menawarkan efisiensi yang cukup besar kepada calon konsumen atau
menunjukkan kemungkinan adanya perbaikan kinerja secara jelas.
-
Akses pada
Saluran Distribusi
Halangan
memasuki pasar juga dapat berasal dari telah dikuasainya jaringan saluran
distribusi yang ada oleh perusahaan yang sudah mapan. Perusahaan baru hanya
memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkannya. Perusahaan baru
dengan terpaksa harus memberikan potongan harga yang lebih besar.
-
Peraturan
Pemerintah
Pemerintah
dapat membatasi bahkan dapat menutup pintu pasar dari satu jenis teretentu
melalui kekuatan hokum. Di banyak Negara berkembang, jenis halangan ini
biasanya dijadikan alasan untuk melindungi kepentingan rakyat banyak, sekalipun
di balik itu sesungguhnya tidak sedikit dari produk hokum tersebut yang lebih
ditujukan untuk kepentingan pengusaha dalam upayanya untuk mempertahankan
besarnya laba yang selama ini telah diperoleh. Di Negara maju, halangan ini
lebih banyak dijumpai misalnya untuk melindungi konsumen dari akibat negative
meningkatnya polusi udara. Biasanya juga digunakan untuk meningkatkan derajat
keamanan produk-produk tertentu, khususnya makanan dan obat-obatan.
4.
Variable
Tambahan di Negara Berkembang
Analisis lingkungan industry
seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelum ini belum cukup memberikan
gambaran yang riil tentang lingkungan industry di Negara berkembang. Perlu ada
penyesuaian dengan menambahkan dan memperhatikan berbagai factor ekonomi lain
yang juga memiliki kekuatan yang tidak kecil, yakni: Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), kelompok bisnis, perusahaan multinasional, perusahaan keluarga, sector
informal, dan koperasi.
·
BUMN. BUMN
berdiri setidaknya dengan dua alasan pokok, ekonomis dan politis. Oleh karena
itu, tidak heran jika seringkali BUMN memiliki tujuan banyak dan memiliki
kemungkinan bertentangan satu sama lain. Peran ekonomis BUMN cukup siignifika, khususnya
untuk investasi prasarana dasar yang biasanya berjangka waktu amat panjang dan
memerlukan modal yang amat besar. BUMN juga berperan pada sector ekonomi yang
menguasai hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu, BUMN merupakan pesaing
perusahaan swasta dan sekaligus pasar yang cukup potensial.
·
Kelompok
Bisnis. Di banyak Negara berkembang, khususnya di Negara industry baru, banyak
dijumpai kelompok bisnis yang memiliki pengaruh yang besar dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi. Kelompok bisnis ini memiliki jangkauan kegiatan
ekonomi yang amat luas, bervariasi dan didukung oleh modal yang amat kuat.
Hubungan kerjasama diantara mereka dibangun atas dasar sikap saling percaya
yang amat tinggi karena biasanya mereka tidak dapat sepenuuhnya meninggalkan
tata karma hubungan dan etika tradisional. Bahkan, sepertinya mereka malah
menjunjung tinggi. Oleh karena itu, biasanya grup bisnis memiliki kekuatan dan
keunggulan bersaing. Lebih dari itu, biasanya juga memiliki keunggulan
berkomunikasi (lobi) dengan pemerintah.
·
Perusahaan
Multinasional. Di banyak Negara berkembang juga terdapat banyak perusahaan
multinasional. Perusahaan ini setidaknya jika disbanding perusahaan local,
memiliki banyak keunggulan. Perusahaan multinasional memiliki akses modal,
teknologi, informasi, pasar, dan manajemen yang jauh lebih unggul disbanding
rata-rata perusahaan nasional.
·
Perusahaan
kecil-lokal (keluarga). Belakangan ini, peran ekonomis yang dapat disumbangkan
dari perusahaan keluarga, koperasi dan sector informal Nampak meningkat. Mereka
banyak menampung tenaga kerja yang dapat digunakan sebagai katup pengaman
stabilitas. Mereka juga berperan menciptakan pendapatan pendapatan yang
setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari tenaga kerja yang
terlibat. Dukungan politiis juga sering diberikan oleh Negara karena
sector-sektor ini melibatkan amat banyak orang dan pada umumnya penduduk asli.
Perhatian khusus oleh pemerintah juga sering diberikan dengan pertimbangan
pemerataan pembangunan.
2.1.2. Analisis
Lingkungan Industri Melalui Pendekatan Model Lain
Disamping pendekatan model ekonomi industry yang telah
dijalaskan, yang dalam bentuk populernya dikembangkan oleh Michael Porter,
terdapat dua model lain yang juga biasa digunakan untuk melakukan analisis
lingkungan industry yakni, metode jalan pintas (Shortcut methods) dan analisis
laporan keuangan (financial statements analysis).
Metode jalan pintas terdiri dari banyak jenis. Salah
satu diantaranya yang dikenal amat luas adalah metode matriks, seperti misalnya
matriks pertumbuhan pangsa-pasar, matrik daya tarik industry-kekuatan
perusahaan, dan matriks daur kehidupan industry.
Disamping itu juga dikenal analisis lingkungan
industry dengan menggunakan analisis laporan keuangan dari masing-masing
pesaing. Jika hal tersebut tak memungkinkan, metode ini dapat dimodifikasi
dengan cara membandingkan laporan keuangan perusahaan dengan perusahaan pesaing
pokoknya saja atau dengan rata-rata industry. Untuk hal ini, paling tidak
diperlukan data dari tiga jenis laporan keuangan, yakni neraca, laporan rugi
laba, dan laporan perubahan posisi keuangan. Secara teknis, metode ini
dikerjakan dengan membuat analisis laporan keuangan common-size dan atau analisis rasio keuangan.
2.2.
Analisis Portofolio Bisnis
Portofolio bisnis adalah kumpulan bisnis dan produk
yang membentuk perusahaan. Suatu perusahaan, biasanya terdiri dari berbagai
unit bisnis, yakni sekumpulan produk, proyek, layanan jasa, atau merk yang
ditawarkan untuk dijual oleh perusahaan yang masing-masing merupakan penyumbang
pendapatan bagi perusahaan tersebut. Portofolio bisnis terbaik adalah salah
satu yang sesuai dengan kekuatan perusahaan dan membantu memanfaatkan peluang
yang paling menarik. Untuk mengetahui apakah unit tersebut menguntungkan atau
membebani perusahaan, sebagai langkah awal dapat dilakukan dengan melakukan
analisis portofolio.
2.2.1.
Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Salah satu cara analisis portofolio adalah menggunakan
model matriks Boston Consulting Group
(BCG), sebuah matriks yang terkenal dalam dunia manajemen. Matriks BCG dibuat
untuk merumuskan bagi usaha multi bisnis. Matriks BCG juga sering disebut
matriks pertumbuhan pangsa pasar. Tingkat pertumbuhan pasar diukur dari
presentase kenaikan/penurunan selisih volume penjualan unit bisnis tahun n
dengan tahun n-1. Matriks BCG sering digunakan untuk memprioritaskan produk
mana dalam bauran produk perusahaan yang mendapatkan lebih banyak dana dan
perhatian. Matriks BCG terdiri dari 4 (empat) sel dan masing-masing sel dihuni
oleh symbol question marks, stars, cash
cows, dan dogs (Arnoldo, 1984)
dengan penjelasan sebagai berikut:
Star
|
Question
Mark
|
Cash Cow
|
Dog
|
Question
Mark, yang terletak pada sel 1
menggambarkan bisnis yang memiliki pangsa pasar relative rendah tetapi harus
bersaing dalam industry dengan pertumbuhan tinggi. Pada umumnya, unit ini
memiliki ciri kebutuhan uang kas tinggi tapi aliran uang masuk rendah.
Stars, yang terletak pada sel 2, sebelah kiri atas dari
matriks. Pada posisi ini adalah bisnis yang sangat menarik dengan pertumbuhan
pasar yang tinggi dimana perusahaan juga mempunyai posisi persaingan pangsa
pasar yang tinggi.
Cash cow, yang terletak pasa sel 3 menggambarkan bisnis dengan
pangsa pasar relative tinggi tetapi bersaing pada industry yang tingkat
pertumbuhan pasarnya rendah. Disebut cash cow karena menghasilkan uang tunai
melebihi kebutuhannya dan sering dijadikan sapi perah bagi bisnis lainnya.
Dog, yang terletak pada sel 4 menggambarkan bisnis dengan
pangsa pasar relative maupun tingkat pertumbuhan pasar yang renah. Karena
kelemahan posisi internal maupun eksternal, maka pada bisnis ini sering terjadi
likuidasi, divetasi atau penciutan usaha.
Langkah-langkahh membangun matriks BCG adalah sebagai
berikut:
1.
Memilih
unit yang akan dianalisis
Matriks BCG dapat digunakan untuk menganalisis unit
bisnis strategis, merk terpisah, produk atau perusahaan sebagai unit itu
sendiri. Unit yang dipilih akan berdampak pada keseluruhan analisis. Oleh
karena itu, sangat penting untuk menentukan unit yang dipilih untuk dianalisis.
2.
Menentukan
pasar secara tepat
Menentukan pasar merupakan salah satu hal yang paling
penting dilakukan dalam analisis ini, karena salah menentukan pasar dapat
menyebabkan penempatan posisi yang buruk
3.
Menghitung
pangsa pasar relative
Pangsa pasar relative dapat dihitung dari segi
pendapatan atau pangsa pasar. Perhitungan ini dilakukan dengan membagi pangsa
pasar (atau pendapatan) unit dengan pangsa pasar (atau pendapatan) pesaing
terbesar dalam industry yang sama.
4.
Mencari
tahu tingkat pertumbuhan pasar
Tingkat pertumbuhan pasar/industry dapat ditemukan
dalam laporan industry, yang biasanya tersedia gratis secara online. Tingkat
pertumbuhan juga dapat dihitung dengan melihat pertumbuhab pendapatan rata-rata
perusahaan industry terkemuka, yang diukur dalam presentase.
Ada 3
(tiga) hal mendasar yang dapat diperoleh dari matriks pertumbuhan pasar ini.
Pertama, secara grafik dapat menvisualisasikan secara jelas dan padat peta
kekuatan portofolio bisnis dari suatu perusahaan. Kedua, ini adalah sebuah
mekanisme untuk mengidentifikasi kemampuan dari perolehan kas sebagaimana
kebutuhan kas dari setiap unit bisnis dan kontribusinya untuk menyeimbangkan
arus kas perusahaan. Dan ketiga, karena perbedaan karakteristik dari setiap
unit bisnis, maka dapat menentukan tujuan strategi yang unik dari setiap
bisnis.
2.2.2.
Matriks Internal-Ekstenal (IE)
Matriks ini memposisikan berbagai unit atau divisi
suatu organisasi dalam tampilan 9 (Sembilan) sel. Matriks IE seperti halnya
matriks BCG, disebut sebagai ‘’matriks portofolio’’ karena kedua alat analisis
tersebut menempatkan divisi-divisi organisasi dalam sebuah diagram sistematis.
Namun, dibandingkan dengan matriks BCG, matriks IE membutuhkan lebih banyak
informasi mengenai divisi yang dianalisis. Untuk merumuskan matriks IE
dibutuhkan dua tahap sebagai berikut:
a.
Tahap
pertama, menganalisis factor eksternal (External
Factor Evaluation/EFE)
Matrik
EFE digunakan untuk mengevaluasi factor-faktor eksternal yang meliputi
persoalan ekonomi, social, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah,
hokum, teknologi, dan persaingan, dengan langkah-langkah analisis sebagai
berikut:
·
Membuat
daftar crititical success factor yang
mencakup peluang dan ancaman
·
Menentukan
bobot dari crititical success factor dengan
skala yang lebiih tinggi bagi yang berprestasi dan begitu sebaliknya dengan jumlah
bobot adalah 1, 0.
·
Menentukan
rating setiap crititical success factor antara
1 sampai dengan 4, dengan skala 1= di bawah rata-rata, 2=rata-rata, 3=di atas
rata-rata dan 4=sangat bagus.
·
Menghitung
skor dengan cara mengalikan bobot dengan rating dari semua crititical success factor.
Adapun bentuk matrik EFE adalah
seperti pada table berikut
crititical success factor
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Peluang
|
|||
Ancaman
|
|||
Total
|
b.
Tahap
kedua, menganalisis factor internal (Internal
Factor Evaluation/IFE)
Matriks IFE digunakann untuk
mengetahui factor-faktor internal unit yang berkaitan dengan kekuatan dan
kelemahan yang meliputi aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, system informasi,
dan proses operasi, dengan langkah analisis sebagai berikut:
·
Membuat
daftar crititical success factor yang
mencakup kekuatan dan kelemahan dari divisi yang dianalisis
·
Menentukan
bobot dari crititical success factor dengan
skala yang lebiih tinggi bagi yang berprestasi dan begitu sebaliknya dengan
jumlah bobot adalah 1, 0.
·
Menentukan
rating setiap crititical success factor antara
1 sampai dengan 4, dengan skala 1= di bawah rata-rata, 2=rata-rata, 3=di atas
rata-rata dan 4=sangat bagus.
·
Menghitung
skor dengan cara mengalikan bobot dengan rating dari semua crititical success factor.
Adapun bentuk
matrik IFE adalah seperti pada table berikut
crititical success factor
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
kekuatan
|
|||
Kelemahan
|
|||
Total
|
Setelah mendapatkan hasil
perhitungan skor dilanjutkan analisis untuk mendapatkan alternative strategi
yang dipilih dari matriks IE. Adapun bentuk matriks IE adalah seperti pada
table berikut
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
2.2.3. Matriks SWOT
Dari hasil
perhitungan skor pada analisis IFE dan EFE juga dapat dibentuk alternative
analisis yakni analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk mengembangkan empat
tipe strategi, yaitu: strategi SO (Streght-Opportunity), startegi WO
(Weakness-Opportunity), strategi ST (Strenght-Threats) dan strategi WT
(Weakness-Treats), dengan tahapan sebagai berikut:
a.
Membuat
daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang dikutip dari matrik EFE
dan IFE.
b.
Mencocokkan
kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal kemudian dicatat dalam
sel strategi SO.
c.
Mencocokkan
kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal kemudian dicatat dalam
sel strategi ST.
d.
Mencocokkan
kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal kemudian dicatat
dalam sel strategi WO.
e.
Mencocokkan
kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal kemudian dicatat
dalam sel strategi WT.
Adapun bentuk analisis dari matrik SWOT adalah seperti
table berikut:
IFE
EFE
|
Strenght (S)
1.
2.
3.
dst
|
Weakness (W)
1.
2.
3.
dst
|
Opportunity (O)
1.
2.
3.
dst
|
Strategi SO
1.
2.
3.
dst
|
Strategi WO
1.
2.
3.
dst
|
Treats (T)
1.
2.
3.
dst
|
Strategi ST
1.
2.
3.
dst
|
Strategi WT
1.
2.
3.
dst
|
Daftar
Pustaka
Fred R. David. 2009. Manajemen Strategis. Salemba Empat. Jakarta.
Muhammad, Suwarsono. 2000. Manajemen Strategi. Akademi Manajemen Perusahaan, YKPN. Yogyakarta
Jurnal :
1.
Penulis : Novi Sagita Y. M.
Judul : Analisis Portofolio Bisnis Divisi Hotel …
2.
Penulis : Vinsensius Widdy Tri Prasetyo
Judul : Balanced Scorecard sebagai Aplikasi dalam Perencanaan
Strategi …
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)