Wednesday 4 May 2016

Makalah Analisis Lingkungan Industri

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Munculnya persaingan dalam industry merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka sebuah perusahaan dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan yang akan memberikan pengaruh cukup besar terhadap kelangsungan hidup usaha. Untuk itu pelaku usaha dituntut untuk selalu mengerti dan memahami yang terjadi di pasar serta berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis sehingga mampu bersaing dalam dunia bisnis yang dijalankannya.
Dalam upaya meminimalisasi kelemahan dan memaksimalkan kekuatan  pelaku usaha dituntut untuk menetapan strategi yang sesuai yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan. Strategi tersebut juga diperlukan untuk pengembangan usaha. Untuk membentuk sebuah strategi dibutuhkan sebuah analisis. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa jenis analisis, yakni Analisis Lingkungan Industri dan Analisis Portofolio.
1.2.            Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah makalah ini adalah:
1)      Apa yang dimaksud Analisis Lingkungan Industri?
2)      Apa saja factor Analisis Lingkungan Industri?
3)      Apa yang dimaksud Analisis Portofolio?
4)      Apa saja model pendekatan Analisis Portofolio?
1.3.            Tujuan
1)      Mengetahui maksud Analisis Lingkungan Industri
2)      Mengetahui factor analisis Lingkungan Industri
3)      Memahami Analisis Portofolio
4)      Mengetahui model pendekatan Analisis Portofolio

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Analisis Lingkungan Industri
Analisis lingkungan industri merupakan cara untuk mencari gambaran tentang posisi perusahaan dalam suatu industri yang diakibatkan oleh strategi dan perilaku bisnis sekelompok perusahaan yang bersaing satu sama lain dalam satu wilayah pemasaran. Mereka adalah perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang sama atau mendekati sama atau sebagai barang pengganti atau amat dekat sebagai pengganti. Biasanya produk yang mereka tawarkan ditujukan untuk target pasaar yang kurang lebih sama dengan harga yang kurang lebih tak berbeda jauh.
Analisis lingkungan industri bertujuan untuk membantu perusahaan merumuskan strategi bisnis yang hendak dijalankan dan di saat yang sama membantu mengantisipasi strategi bisnis yang diluncurkan oleh pesaing. Dengan memiliki informasi yang terpercaya tentang pesaing, perusahaan diharapkan dapat memiliki waktu yang cukup guna membangun sikap proaktif. Tidak sekedar reaktif.
Analisis lingkungan industri akan membahas tentang berbagai jenis halangan memasuki pasar (Barrier to entry). Jika halangan memasuki pasar amat tinggi, maka posisi perusahaan yang sudah terlebih hdahulu beroperasi sangat stabil. Tidak ada ancaman baru. Demikian sebaliknya, jika halangan memasuki pasar amat rendah, maka perusahaan yang telah beroperasi hendaknya selalu bersiap diri untuk memperoleh ancaman bisnis yang semakin meningkat. Bahkan bukan tak mungkin, mereka harus berbagi pasar. Apalagi jika pasar tidak tumbuh, zero-sum game akan berlaku. Pasar tidak bertambah besar, tetapi diisi oleh sejumlah perusahaan yang semakin banyak.
2.1.1. Analisis Lingkungan Industri Menggunakan Pendekatan Model Ekonomi Industri
Jika digunakan pendekatan model ekonomi industri, maka perhatian analisis lingkungan industri pertama ditujukan untuk memahami struktur pasar tempat perusahaan beroperasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya struktur pasar tersebut. Struktur pasar menggambarkan persaingan riil yang dihadapi perusahaan dan laba potensial yang mungkin dapat diraih di pasar.
Ada banyak macam struktur pasar. Oleh karena itu ditandai oleh berbagai karakteristik yang berbeda. Akibatnya, membawa implikasi manajerial yang bervariasi. Secara garis besar dapat dilihat pada table berikut
Jenis Pasar
Karakteristik
Implikasi Manajerial
Pasar monopoli
-          Satu perusahaan menguasai 100% pangsa pasar
-          Halangan memasuki pasar amat tinggi
-          Perusahaan leluasa memilih strategi bisnis hamper tanpa batas, sepanjang taka da batasan permintaan
-          Perusahaan memiliki kekuatan pasar yang tinggi
-          Laba potensial amat besar
Oligopoly dominan
-          Satu perusahaan menguasai 50% sampai mendekati 100% pasar
-          Tak ada pesaing dekat
-          Peerusahaan dominan dapat menerapkan strategi bersaing dengan tanpa khawatir terhadap reaksi balik dari pesaing
Oligopoly pekat
-          Empat perusahaan terbesar menguasai 60% sampai mendekati 100%
-          Interpendensi dalam penetapan harga
-          Perusahaan yang memimpin pasar (market leader) dapat merintis membangun kolusi
-          Jika memilih bersaing, maka akan bersaing dengan amat ketat
Persaingan monopolistik
-          Banyak pesaing, teteeapi taka da yang menguasai pangsa pasar lebih dari 10% sampai 20%
-          Perilaku perusahaan amat sulit diduga
-          Bersaing dengan meningkatkan pelayanan
-          Perusahaan harus berbagi pasar
Persaingan sempurna
-          Amat banyak pesaing, semuanya dengan pangsa pasar amat kecil
-          Elastisitas silang tinggi
-          Halangan memasuki pasar rendah
-          Tak satupun perusahaan yang memiliki kekuatan mempengaruhi pasar
-          Laba mendekati laba normal

Diantara factor yang mempengaruhi terbentuknya struktur pasar tersebut antara lain adalah tingkat kedewasaan industry, partisipasi pemerintah, struktur biaya, diferensiasi produk, derajat integrasi industri, jumlah dan tingkat konsentrasi pembeli, skala ekonomi, pangsa pasar, tingkat konsentrasi pasar, dan halangan memasuki pasar. Namun demikian, nampaknya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa tiga factor yang disebut terakhir merupakan factor-faktor terpenting. Paling tidak dengan memperhatikan ketiga factor tersebut, struktur pasar tempat perusahaan beroperasi telah dapat diketahui secara kasar.
1.      Pangsa Pasar
Pangsa pasar diukur oleh kemampuan satu perusahaan untuk menguasai sebagian dari pasar riil satu jenis industry tertentu. Dengan demikian, pangsa pasar menunjuk pada besarnya tingkat penjualan relative perusahaan, yakni rasio antara penjualan perusahaan tertentu dengan total penjualan industry. Untuk keperluan tersebut, perusahaan perlu mengetahui dengan persis batas pasar tempat beroperasinya. Dengan kata lain batasan pasar (market definition) setiap jenis produk, item produk, jalur produk dari perusahaan yang termasuk dalam satu jenis industry tertentu perlu diketahui terlebih dahulu sebelum menentukan sarnya pangsa pasar. Perusahaan perlu mengetahui siapa pesaingnya. Pada ujungnya, perusahaan akan mengetahui berapa banyak pesaing yang ada di pasar yang menjual barang-barang yang terkategori dalam satu jenis industry.
Untuk keperluan ini, ada dua dimensi pasar yang perlu diperhatikan, yakni dimensi produk dan geografis. Dimensi pertama mencakup penentuan tingkat elastisitas silang antarproduk, derajat perbedaan segmen pasar yang dipilih, intensitas kelengkapan informasi pasar, perbedaan harga antar produk, dan independensi kebijaksanaan penetapan harga antarprodusen. Dimensi kedua meliputi pengertian kebekuan wilayah penjualan perusahaan tertentu dan perilaku pembelian konsumen.

2.      Konsentrasi Pasar
Tolok ukur kedua yang biasanya digunakan untuk menentukan jenis struktur pasar pasar adalah konsentrasi pasar. Disbanding tolok ukur pertama, tolok ukur kedua ini lebih penting. Bahkan dapat dikatakan, disbanding semua tolok ukur yang lain termasuk tolok ukur memasuki pasar, tolok ukur ini tetap memiliki keunggulan. Kadangkala, hanya dengan menggunakan tolok ukur konsentrasi pasar saja, orang sudah dapat memiliki gambaran mengenai jenis struktur pasar. Dengan kata lain, sekiranya semua data yang tersedia amat terbatas, maka inilah tolok ukur yang dapat mewakili yang lain. Tolok ukur ini tak dapat ditinggalkan begitu saja, sekalipun alat ukur ini memiliki kelemahan dalam berbagai teknik penghitungannya.
Konsentrasi pasar diartikan sebagai jumlah atau kombinasi pangsa pasar dari beberapa perusahaan yang mendominasi pasar. Biasanya berkisar antara dua sampai dengan delapan perusahaan. Banyak alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi pasar, namun yang paling mudah digunakan adalah dengan menggunakan rasio dengan mendasarkan diri pada besarnya volume penjualan, harta, laba, dan atau jumlah tenaga kerja.
3.      Halangan memasuki pasar
Ukuran terpenting ketiga adalalh halangan memasuki pasar. Halangan memasuki pasar dikelompokkan menjadi dua kategori besar yakni, halangan endogen dan halangan eksogen.
a.      Halangan endogen adalah halangan yang secara langsung disebabkan oleh besarnya kekuatan pengendalian pasar oleh perusahaan yang sudah ada (mapan) terlebih dahulu di pasar. Halangan ini lahir sebagai akibat perilaku perusahaan di pasar melalui keputusan strategis yang diambil. Oleh karena itu juga disebut halangan stategis (strategic barriers) atau halangan perilaku (behavioural barriers). Dengan strategi bisnis yang sengaj dirumuskan untuk keperluan itu, mereka dapat menghalangi calon pesaing untuk memasuki pasar. Halangan ini antara lain berupa rencana serangan balik terhadap pesaing, kelebihan kapasitas produksi, boikot, potongan harga bersama, perjanjian eksklusif (exclusive dealing), harga mematikan (predatory pricing) , tingginya biaya penjualan termasuk biaya promosi, hak paten, dan penguasaan sumber daya strategis.
b.      halangan eksogen adalah halangan memasuki pasar yang tidak secara langsung disebabkan dan dikendalikan oleh pihak perusahaan yang sudah ada terlebih dahulu di pasar. Munculnya halangan ini tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan yang mendominasi pasar. Secara structural halangan ini mewujud dengan sendirinya dalam satu jenis industry tertentu. Oleh karena itu juga disebut halangan structural. Factor-faktor yang menjadi halangan structural ini antara lain:
-          Keunggulan Biaya Absolut
perusahaan yang sudah mapan amat mungkin memiliki keunggulan biaya dalam memproduksi barang yang tidak dapat begitu saja ditiru dan dimiliki oleh perusahaan yang baru berdiri. Keunggulan ini dapat diperoleh karena perusahaan mempunyai hak pemilikan teknologi pembuatan produk yang dilindungi oleh hokum, kemudahan akses terhadap bahan mentah, lokasi yang strategis, dan subsidi pemerintah.
-          Skala Ekonomi
Skala ekonomi adalah keunggulan memproduksi dengan biaya rendah karena semakin besarnya volume barang yang dihasilkan pada satu periode tertentu. Keunggulan ini dapat diperoleh karena adanya spesialisasi tenaga kerja dan mesin. Skala ekonomi dapat muncul pada sebagian atau seluruh manajemen fungisonal yang ada di dalam perusahaan, sejak dari produksi dan operasi, pemasaran, sumber daya manusia, maupun keuangan. Jika perusahaan memiliki keunggulan ini, perusahaan dapat memaksa pesaing untuk berada pada posisi yang tidak menguntungkan.
-          Persyaratan Modal
Bersaing dalam sebuauh industry baru memerlukan sumber daya untuk investasi. Selain fasilitas fisik, modal diperlukan untuk persediaan, aktivitas pemasaran, dan fungsi-fungsi bisnis kritikal lainnya. Bahkan ketika persaingan yang terjadi dallam industry itu menarik, kebutuhan modal yang diperlukan agar berhasil memasuki pasar bisa saja tidak tersedia untuk mengejar peluang pasar yang ada.
-          Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk diartikakn bahwa perusahaan yang sudah mapan di pasar memiliki identitas merek yang sudah amat lekat di mata konsumen. Oleh karena itu, perusahaan telah memperoleh loyalitas konsumen yang tinggi. Konsumen yang menghargai keunikan suatu produk cenderung bersikap loyal terhadap produk maupun perusahaan yang memproduksinya. Biasanya, peserta baru dalam suatu industry harus mengalokasikan banyak sumber daya dalam beberapa waktu untuk mengatasi loyalitas pelanggan. Untuk menghadapi persepsi keunikan, peserta baru tersebut secara berkala menawarkan produk dengan harga rendah. Akan tetapi, dengan melakukan hal ini, dapat menurunkan laba atau bahkan merugi.
-          Biaya Perpindahan Penggunaan Barang
Keputusan konsumen untuk berpindah mengganti barang yang telah biasa digunakan dengan barang baru yang belum dikenal bukan tanpa biaya. Jika biaya penggantian ini besar (switching cost), biasanya konsumen enggan untuk berganti barang. Jika biaya ini besar, maka pesaing harus mampu menawarkan efisiensi yang cukup besar kepada calon konsumen atau menunjukkan kemungkinan adanya perbaikan kinerja secara jelas.
-          Akses pada Saluran Distribusi
Halangan memasuki pasar juga dapat berasal dari telah dikuasainya jaringan saluran distribusi yang ada oleh perusahaan yang sudah mapan. Perusahaan baru hanya memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkannya. Perusahaan baru dengan terpaksa harus memberikan potongan harga yang lebih besar.
-          Peraturan Pemerintah
Pemerintah dapat membatasi bahkan dapat menutup pintu pasar dari satu jenis teretentu melalui kekuatan hokum. Di banyak Negara berkembang, jenis halangan ini biasanya dijadikan alasan untuk melindungi kepentingan rakyat banyak, sekalipun di balik itu sesungguhnya tidak sedikit dari produk hokum tersebut yang lebih ditujukan untuk kepentingan pengusaha dalam upayanya untuk mempertahankan besarnya laba yang selama ini telah diperoleh. Di Negara maju, halangan ini lebih banyak dijumpai misalnya untuk melindungi konsumen dari akibat negative meningkatnya polusi udara. Biasanya juga digunakan untuk meningkatkan derajat keamanan produk-produk tertentu, khususnya makanan dan obat-obatan.
4.      Variable Tambahan di Negara Berkembang
Analisis lingkungan industry seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelum ini belum cukup memberikan gambaran yang riil tentang lingkungan industry di Negara berkembang. Perlu ada penyesuaian dengan menambahkan dan memperhatikan berbagai factor ekonomi lain yang juga memiliki kekuatan yang tidak kecil, yakni: Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kelompok bisnis, perusahaan multinasional, perusahaan keluarga, sector informal, dan koperasi.
·         BUMN. BUMN berdiri setidaknya dengan dua alasan pokok, ekonomis dan politis. Oleh karena itu, tidak heran jika seringkali BUMN memiliki tujuan banyak dan memiliki kemungkinan bertentangan satu sama lain. Peran ekonomis BUMN cukup siignifika, khususnya untuk investasi prasarana dasar yang biasanya berjangka waktu amat panjang dan memerlukan modal yang amat besar. BUMN juga berperan pada sector ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu, BUMN merupakan pesaing perusahaan swasta dan sekaligus pasar yang cukup potensial.
·         Kelompok Bisnis. Di banyak Negara berkembang, khususnya di Negara industry baru, banyak dijumpai kelompok bisnis yang memiliki pengaruh yang besar dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Kelompok bisnis ini memiliki jangkauan kegiatan ekonomi yang amat luas, bervariasi dan didukung oleh modal yang amat kuat. Hubungan kerjasama diantara mereka dibangun atas dasar sikap saling percaya yang amat tinggi karena biasanya mereka tidak dapat sepenuuhnya meninggalkan tata karma hubungan dan etika tradisional. Bahkan, sepertinya mereka malah menjunjung tinggi. Oleh karena itu, biasanya grup bisnis memiliki kekuatan dan keunggulan bersaing. Lebih dari itu, biasanya juga memiliki keunggulan berkomunikasi (lobi) dengan pemerintah.
·         Perusahaan Multinasional. Di banyak Negara berkembang juga terdapat banyak perusahaan multinasional. Perusahaan ini setidaknya jika disbanding perusahaan local, memiliki banyak keunggulan. Perusahaan multinasional memiliki akses modal, teknologi, informasi, pasar, dan manajemen yang jauh lebih unggul disbanding rata-rata perusahaan nasional.
·         Perusahaan kecil-lokal (keluarga). Belakangan ini, peran ekonomis yang dapat disumbangkan dari perusahaan keluarga, koperasi dan sector informal Nampak meningkat. Mereka banyak menampung tenaga kerja yang dapat digunakan sebagai katup pengaman stabilitas. Mereka juga berperan menciptakan pendapatan pendapatan yang setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari tenaga kerja yang terlibat. Dukungan politiis juga sering diberikan oleh Negara karena sector-sektor ini melibatkan amat banyak orang dan pada umumnya penduduk asli. Perhatian khusus oleh pemerintah juga sering diberikan dengan pertimbangan pemerataan pembangunan.
2.1.2. Analisis Lingkungan Industri Melalui Pendekatan Model Lain
Disamping pendekatan model ekonomi industry yang telah dijalaskan, yang dalam bentuk populernya dikembangkan oleh Michael Porter, terdapat dua model lain yang juga biasa digunakan untuk melakukan analisis lingkungan industry yakni, metode jalan pintas (Shortcut methods) dan analisis laporan keuangan (financial statements analysis).
Metode jalan pintas terdiri dari banyak jenis. Salah satu diantaranya yang dikenal amat luas adalah metode matriks, seperti misalnya matriks pertumbuhan pangsa-pasar, matrik daya tarik industry-kekuatan perusahaan, dan matriks daur kehidupan industry.
Disamping itu juga dikenal analisis lingkungan industry dengan menggunakan analisis laporan keuangan dari masing-masing pesaing. Jika hal tersebut tak memungkinkan, metode ini dapat dimodifikasi dengan cara membandingkan laporan keuangan perusahaan dengan perusahaan pesaing pokoknya saja atau dengan rata-rata industry. Untuk hal ini, paling tidak diperlukan data dari tiga jenis laporan keuangan, yakni neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahan posisi keuangan. Secara teknis, metode ini dikerjakan dengan membuat analisis laporan keuangan common-size dan atau analisis rasio keuangan.
2.2. Analisis Portofolio Bisnis
Portofolio bisnis adalah kumpulan bisnis dan produk yang membentuk perusahaan. Suatu perusahaan, biasanya terdiri dari berbagai unit bisnis, yakni sekumpulan produk, proyek, layanan jasa, atau merk yang ditawarkan untuk dijual oleh perusahaan yang masing-masing merupakan penyumbang pendapatan bagi perusahaan tersebut. Portofolio bisnis terbaik adalah salah satu yang sesuai dengan kekuatan perusahaan dan membantu memanfaatkan peluang yang paling menarik. Untuk mengetahui apakah unit tersebut menguntungkan atau membebani perusahaan, sebagai langkah awal dapat dilakukan dengan melakukan analisis portofolio.
2.2.1. Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Salah satu cara analisis portofolio adalah menggunakan model matriks Boston Consulting Group (BCG), sebuah matriks yang terkenal dalam dunia manajemen. Matriks BCG dibuat untuk merumuskan bagi usaha multi bisnis. Matriks BCG juga sering disebut matriks pertumbuhan pangsa pasar. Tingkat pertumbuhan pasar diukur dari presentase kenaikan/penurunan selisih volume penjualan unit bisnis tahun n dengan tahun n-1. Matriks BCG sering digunakan untuk memprioritaskan produk mana dalam bauran produk perusahaan yang mendapatkan lebih banyak dana dan perhatian. Matriks BCG terdiri dari 4 (empat) sel dan masing-masing sel dihuni oleh symbol question marks, stars, cash cows, dan dogs (Arnoldo, 1984) dengan penjelasan sebagai berikut:
Text Box: Pertumbuhan IndustriText Box: highStar
Text Box: ?Question Mark
Text Box: lowDescription: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\CAGCAT10\j0149627.wmfCash Cow
Dog
Text Box: Pangsa PasarText Box: lowText Box: high

Question Mark, yang terletak pada sel 1 menggambarkan bisnis yang memiliki pangsa pasar relative rendah tetapi harus bersaing dalam industry dengan pertumbuhan tinggi. Pada umumnya, unit ini memiliki ciri kebutuhan uang kas tinggi tapi aliran uang masuk rendah.
Stars, yang terletak pada sel 2, sebelah kiri atas dari matriks. Pada posisi ini adalah bisnis yang sangat menarik dengan pertumbuhan pasar yang tinggi dimana perusahaan juga mempunyai posisi persaingan pangsa pasar yang tinggi.
Cash cow, yang terletak pasa sel 3 menggambarkan bisnis dengan pangsa pasar relative tinggi tetapi bersaing pada industry yang tingkat pertumbuhan pasarnya rendah. Disebut cash cow karena menghasilkan uang tunai melebihi kebutuhannya dan sering dijadikan sapi perah bagi bisnis lainnya.
Dog, yang terletak pada sel 4 menggambarkan bisnis dengan pangsa pasar relative maupun tingkat pertumbuhan pasar yang renah. Karena kelemahan posisi internal maupun eksternal, maka pada bisnis ini sering terjadi likuidasi, divetasi atau penciutan usaha.
Langkah-langkahh membangun matriks BCG adalah sebagai berikut:
1.      Memilih unit yang akan dianalisis
Matriks BCG dapat digunakan untuk menganalisis unit bisnis strategis, merk terpisah, produk atau perusahaan sebagai unit itu sendiri. Unit yang dipilih akan berdampak pada keseluruhan analisis. Oleh karena itu, sangat penting untuk menentukan unit yang dipilih untuk dianalisis.
2.      Menentukan pasar secara tepat
Menentukan pasar merupakan salah satu hal yang paling penting dilakukan dalam analisis ini, karena salah menentukan pasar dapat menyebabkan penempatan posisi yang buruk
3.      Menghitung pangsa pasar relative
Pangsa pasar relative dapat dihitung dari segi pendapatan atau pangsa pasar. Perhitungan ini dilakukan dengan membagi pangsa pasar (atau pendapatan) unit dengan pangsa pasar (atau pendapatan) pesaing terbesar dalam industry yang sama.
4.      Mencari tahu tingkat pertumbuhan pasar
Tingkat pertumbuhan pasar/industry dapat ditemukan dalam laporan industry, yang biasanya tersedia gratis secara online. Tingkat pertumbuhan juga dapat dihitung dengan melihat pertumbuhab pendapatan rata-rata perusahaan industry terkemuka, yang diukur dalam presentase.
            Ada 3 (tiga) hal mendasar yang dapat diperoleh dari matriks pertumbuhan pasar ini. Pertama, secara grafik dapat menvisualisasikan secara jelas dan padat peta kekuatan portofolio bisnis dari suatu perusahaan. Kedua, ini adalah sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kemampuan dari perolehan kas sebagaimana kebutuhan kas dari setiap unit bisnis dan kontribusinya untuk menyeimbangkan arus kas perusahaan. Dan ketiga, karena perbedaan karakteristik dari setiap unit bisnis, maka dapat menentukan tujuan strategi yang unik dari setiap bisnis.
2.2.2. Matriks Internal-Ekstenal (IE)
Matriks ini memposisikan berbagai unit atau divisi suatu organisasi dalam tampilan 9 (Sembilan) sel. Matriks IE seperti halnya matriks BCG, disebut sebagai ‘’matriks portofolio’’ karena kedua alat analisis tersebut menempatkan divisi-divisi organisasi dalam sebuah diagram sistematis. Namun, dibandingkan dengan matriks BCG, matriks IE membutuhkan lebih banyak informasi mengenai divisi yang dianalisis. Untuk merumuskan matriks IE dibutuhkan dua tahap sebagai berikut:
a.      Tahap pertama, menganalisis factor eksternal (External Factor Evaluation/EFE)
Matrik EFE digunakan untuk mengevaluasi factor-faktor eksternal yang meliputi persoalan ekonomi, social, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hokum, teknologi, dan persaingan, dengan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
·         Membuat daftar crititical success factor yang mencakup peluang dan ancaman
·         Menentukan bobot dari crititical success factor dengan skala yang lebiih tinggi bagi yang berprestasi dan begitu sebaliknya dengan jumlah bobot adalah 1, 0.
·         Menentukan rating setiap crititical success factor antara 1 sampai dengan 4, dengan skala 1= di bawah rata-rata, 2=rata-rata, 3=di atas rata-rata dan 4=sangat bagus.
·         Menghitung skor dengan cara mengalikan bobot dengan rating dari semua crititical success factor.
Adapun bentuk matrik EFE adalah seperti pada table berikut
crititical success factor
Bobot
Rating
Skor
Peluang



Ancaman



Total




                                                                                                             
b.      Tahap kedua, menganalisis factor internal (Internal Factor Evaluation/IFE)
Matriks IFE digunakann untuk mengetahui factor-faktor internal unit yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang meliputi aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, system informasi, dan proses operasi, dengan langkah analisis sebagai berikut:
·         Membuat daftar crititical success factor yang mencakup kekuatan dan kelemahan dari divisi yang dianalisis
·         Menentukan bobot dari crititical success factor dengan skala yang lebiih tinggi bagi yang berprestasi dan begitu sebaliknya dengan jumlah bobot adalah 1, 0.
·         Menentukan rating setiap crititical success factor antara 1 sampai dengan 4, dengan skala 1= di bawah rata-rata, 2=rata-rata, 3=di atas rata-rata dan 4=sangat bagus.
·         Menghitung skor dengan cara mengalikan bobot dengan rating dari semua crititical success factor.
Adapun bentuk matrik IFE adalah seperti pada table berikut
crititical success factor
Bobot
Rating
Skor
kekuatan



Kelemahan



Total




Setelah mendapatkan hasil perhitungan skor dilanjutkan analisis untuk mendapatkan alternative strategi yang dipilih dari matriks IE. Adapun bentuk matriks IE adalah seperti pada table berikut
Text Box: 40
 




Text Box: 30I
II
Text Box: Tinggi
3,0-4,0
III
Text Box: Skor Total EFEText Box: 20IV
V
Text Box: Sedang
2,0-2,99
VI

Text Box: 10VII
VIII
IX

2.2.3. Matriks SWOT

Dari hasil perhitungan skor pada analisis IFE dan EFE juga dapat dibentuk alternative analisis yakni analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk mengembangkan empat tipe strategi, yaitu: strategi SO (Streght-Opportunity), startegi WO (Weakness-Opportunity), strategi ST (Strenght-Threats) dan strategi WT (Weakness-Treats), dengan tahapan sebagai berikut:
a.      Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang dikutip dari matrik EFE dan IFE.
b.      Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal kemudian dicatat dalam sel strategi SO.
c.       Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal kemudian dicatat dalam sel strategi ST.
d.      Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal kemudian dicatat dalam sel strategi WO.
e.      Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal kemudian dicatat dalam sel strategi WT.

Adapun bentuk analisis dari matrik SWOT adalah seperti table berikut:
IFE



EFE
Strenght (S)
1.
2.
3.
dst
Weakness (W)
1.
2.
3.
dst
Opportunity (O)
1.
2.
3.
dst
Strategi SO
1.
2.
3.
dst
Strategi WO
1.
2.
3.
dst
Treats (T)
1.
2.
3.
dst
Strategi ST
1.
2.
3.
dst
Strategi WT
1.
2.
3.
dst













Daftar Pustaka
Fred R. David. 2009. Manajemen Strategis. Salemba Empat. Jakarta.
Muhammad, Suwarsono. 2000. Manajemen Strategi. Akademi Manajemen Perusahaan, YKPN. Yogyakarta
Jurnal :
1.      Penulis       : Novi Sagita Y. M.
Judul          : Analisis Portofolio Bisnis Divisi Hotel …
                  Dalam www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdftesis/...
2.      Penulis       : Vinsensius Widdy Tri Prasetyo
Judul          : Balanced Scorecard sebagai Aplikasi dalam Perencanaan Strategi …
                  Dalam http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/...



1 comment :