MAKALAH
MANAJEMEN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BISNIS
“ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL”
Dosen Pembibmbing :
Dra.
Sri Nuringwahyu
Disusun oleh:
1. Sayyidah
Ayu Hartinah
(2130920008)
2. Winda
Andini Putri
(2130920020)
3. Poppy
Pratiwi (2130920021)
JURUSAN
ADMINISTRASI NIAGA
FAKULTAS
ILMU ADMINISTASI
UNIVERSITAS
ISLAM MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat
dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Manajemen Strategi
dan Kebijakan Bisnis yang berjudul “Analisis Lingkungan Internal”. Atas
dukungan moral dan materi yang diberikan dalam menyusun makalah ini, maka kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen
pembimbing Mata Kuliah Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis yang memberikan
materi pendukung, masukan, dan bimbingan.
2. Sahabat-sahabat
kami yang memberi dukungan kepada kami dalam membuat makalah ini.
Semoga
Allah SWT berkenan membalas segala kebaikannya. Kami harap makalah ini dapat
berguna dikemudian hari. Di dalam makalah ini banyak sekali pembahasan tentang
“Analisis Lingkungan Internal”,
namun kami menyadari bahwa makalah kami belum begitu sempurna, oleh karena itu
saran serta kritik yang membangun dari rekan-rekan kami butuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Malang, 01 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. ……. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ……. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan
Struktur Organisasi………………………………………… 2
2.2 Budaya
Organisasi……………………………………..................... ……... 3
2.3 Sumber
Daya Perusahaan…………….............................................. ……… 4
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.................................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam
menghadapi persaingan dalam dunia bisnis diperlukan suatu strategi yang tepat
guna memenangkan persaingan tersebut. Strategi di tingkat korporasi, bisnis dan
tingkat operasional akan memegang kendali utama terlaksananya tujuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Memberikan perhatian kepada lingkungan merupakan cara
terbaik untuk merumuskan strategi yang akan diterapkan guna menghadapi
persaingan. Faktor-faktor lingkungan yang dimaksud dalam makalah ini terdiri
atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Makin besar suatu
organisasi, makin kompleks pula bentuk, jenis dan sifat interaksi yang terjadi
dalam menghadapi kedua jenis lingkungan tersebut. (Hanafie, 2007:12)
Tujuan
dilakukan analisis lingkungan adalah mengantisipasi lingkungan organisasi
sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk mensukseskan organisasi.
Lingkungan Internal berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan. Faktor internal perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan
yang diketahuinya dapat diperbaiki.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Pengertian
dari analisis lingkungan internal
2. Penjelasan
Perkembangan Struktur Organisasi
3. Penjelasan
Budaya Organisasi
4. Sumber
Daya perusahaan
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui penjelasan dari analisis lingkungan
internal
2. Untuk mengetahui penjelasan dari Perkembangan
Struktur Organisasi yang terdapat
dalam lingkungan internal
3. Untuk
mengetahui penjelasan dari Budaya Organisasi yang terdapat dalam lingkungan internal
4. Untuk
mengetahui penjelasan dari Sumber Daya Perusahaan yang terdapat dalam lingkungan internal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Lingkungan Internal
Definisi yang populer mengidentifikasi lingkungan sebagai
segala sesuatu yang berada di luar batas organisasi. Secara garis besar sebuah perusahaan
akan dipengaruhi oleh lingkungan perusahaan dimana lingkungan tersebut dapat
dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan
internal. Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan didalam internal
perusahaan itu sendiri. Penyusunan strategi perusahaan yang tepat harus
memperhatikan betul-betul apa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selain
memperhatikan faktor eksternal.
Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan
analisis yang berguna dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu
perusahaan atas dasar sumber daya dan kapabilitas yang dimilikinya.
Lingkungan
Internal :
·
Memiliki
dua variabel yakni kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)
·
Mencakup
semua unsur bisnis yang ada didalam perusahaan seperti struktur organisasi
perusahaan, budaya perusahaan dan sumber daya.
Analisis Internal (The Internal Assessment )
Tujuan analisis
lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan organisasi
sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap
perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu
kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap
perusahaan.
Lingkungan
Internal, ialah lingkungan dalam perusahaan yang perlu diidentifikasi kekuatan
dan kelemahannya, yang meliputi:
1. Relationships
among the functional areas of business
2. Management
3. Marketing
4. Finance/Acounting
5. Production/operation
6. Research
and development
7. Computer
information system
8. Human Resources
Disamping
faktor-faktor di atas, faktor internal lainnya adalah budaya organisasi, yang
meliputi:
1. Menjunjung nilai-nila luhur standar etika moral, ilmu
pengetahuan, dan profesi.
2. Membantu pengembangan manusia secara optimal, baik dilingkungan
pendidikan maupun msyarakat.
3. Mengembangkan ilmu secara bertangung jawab dan
berkesinambungan serta menjadikan budaya belajar (learning culture) dan
peningkatan mutu diri yang berkesinambungan (continuous quality improvement)
sebagai falsafah hidup.
4. Mengembangkan ilmu bagi kepentingan dan kesejahteraan
umat manusia tanpa membedakan agama dan suku bangsa.
5. Memperlakukan manusia sesuai dengan martabat dan
harkatnya.
Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing
perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan. Faktor internal perusahaan
sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya dapat
diperbaiki.
Analisa internal menurut Porter yang dikenal dengan rantai nilai
yang memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan
keunggulan bersaing perusahaan melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai
ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu margin, perusahaan harus didukung
oleh kegiatan utama dan penunjang.
Kegiatan utama merupakan aktivitas utama perusahaan, meliputi fungsi :
- Logistik Kedalam. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, penyimpanan,
informasi mengenani : Gudang, persediaan atau jadwal pengiriman.
- Operasi. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan transformasi input
produksi menjadi produk akhir, yang meliputi : permesinan, perakitan,
pengetesan, pengepakan, dan pemeliharaan mesin/peralatan.
- Logistik Keluar. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan,
dan distribusi produk ke konsumen.
- Pemasaran dan Penjualan. Menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat membeli produk, dan
mencakup pula kegiatan seperti : periklanan, penjualan, penentuan harga,
jalur distribusi, dan promosi.
- Pelayanan. Menyediakan pelayanan untuk memelihara dalam hal ini nilai dari
produk yang mencakup : instalasi, pelatihan, penyediaan suku cadang,
perbaikan dan pemeliharaan.
Fungsi penunjang merupakan aktivitas pendukung
perusahaan yang meliputi :
- Pengadaan. Merupakan fungsi dari bagian pengadaan, yang mencakup semua prosedur
pembelian dengan pemasok, yang melibatkan antar perusahaan.
- Pengembangan Teknologi. Tidak hanya pengembangan teknologi dalam hal mesin dan proses saja
tetapi juga pengetahuan / keahlian, prosedur dan sistem.
- Manajemen Sumber Daya
Manusia. Termasuk didalamnya semua
aktivitas perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan penilaian karyawan.
- Infrastruktur Perusahaan. Meliputi manajemen secara umum, perencanaan dan keuangan,
pengendalian kualitas, dan sistem informasi. Infrastruktur perusahaan
mendukung semua aktivitas rantai nilai, yang dapat membantu perusahaan
dalam mencapai keunggulan bersaing.
2.2 Perkembangan Struktur Organisasi
2.2.1 Strategi dan Struktur Organisasi
Semua
perusahaan memerlukan beberapa bentuk struktur organisasi untuk menerapkan
strategi-strategi organisasinya.
Pada prinsipnya, struktur-struktur berubah ketika di dalam organisasi tersebut
tidak lagi menyediakan koordinasi, control, dan arah yang diperlukan manajer
dan organisasi untuk menerapkan strategi dengan berhasil. Struktur yang tidak
efektif biasanya dihasilkan dari meningkatnya pendapatan perusahaan dan tingkat
diversifikasi. Secara khusus, perumusan strategi yang melibatkan tingkat
diversifikasi yang lebih besar menuntut perubahan structural untuk mencocokan
setiap strategi. Sebagian strategis tingkat perusahaan memerlukan struktur dan
control strategis yang kompleks, sementara strategi lainnya memusatkan
perhatiannya pada control keuangan.
Struktur
organisasi dipengaruhi juga oleh factor-faktor situasional, seperti ukuran dan
umur perusahaan. Stuktur organisasi mencerminkan ketetapan manajer tentang apa
yang dilakukan perusahaan dan bagaimana perusahaan menyelesaikannya,
berdasarkan strategi yang dipilihnya. Daya saing strategis dapat diperoleh
hanya ketika struktur yang dipilih perusahaan cocok dengan strategi yang sudah
dirumuskan. Akibatnya, potensi strategi untuk menciptakan nilai dicapai hanya
ketika perusahaan membentuk dirinya dengan cara-cara yang memungkinkan strategi
itu diterapkan secara efektif.
1.
Stuktur
Sederhana
Struktur
sederhana adalah sebuah bentuk organisasi dimana pemilik sekaligus manajer yang
mengambil semua keputusan secara langsung dan mengawasi semua aktivitas,
sementara para staf menjadi perluasan otoritas pengawasan dari para manajer.
Struktur ini melibatkan sedikit spesialisasi pekerjaan, sedikit peraturan, dan
formalisasi terbatas. Walaupun penting, sistem informasi relative sederhana,
dan pemilik sekaligus manajer secara langsung berpartisipasi dalam kegiatan
operasional perusahaan setiap hari. Biasanya, struktur sederhana digunakan oleh
perusahaan dengan menawarkan lini produk tunggal dalam satu pasar geografis
tunggal.
Struktur
sederhana digunakan secara berkala dalam perusahaan yang menerapkan strategi
kepemimpinan biaya atau strategi diferensiasi. Restoran, bisnis reparansi, dan
perusahaan spesialisasi lainnya adalah contoh-contoh perusahaan yang
kompleksitasnya terbatas dan menggunakan struktur sederhana. Dalam struktur
ini, komunikasi sering dilakukan dan langsung, produk-produk baru diperkenalkan
dengan cepat ke pasar, yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif.
Sebagai
contoh di Amerika Serikat, perusahaan dengan jumlah pegawai sampai 100 hingga 500 orang telah terjadi pencipta
lapangan pekerjaan terbesar.
Perusahaan-perusahaan kecil kurang lebih menciptakan 85 persen lapangan
pekerjaan baru di Amerika Serikat pada akhir tahun 2990-an. Nilai perusahaan
kecil dalam perekonomian Inggris juga diakui: Sebagian analis percaya bahwa
dinegara itu struktur organisasi sederhana dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan kecil
daripada perusahaan yang lebih besar. Misalnya, Perusahaan Nike telah
dibayang-bayangi oleh lusinan perusahaan yang lebih kecil di Super Show, pameran perdagangan
barang-barang olahraga di Amerika Serikat. Harga saham Nike merosot karena
ketidakmampuan para eksekutifnya untuk mengadaptasi perubahan secepat yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kecil. Oleh karena itu, walaupun
perusahaan besar juga penting perannya bagi kesehatan perekonomian duniam peran
perusahaan kecil juga jangan diabaikan. Struktur organisasi sederhana akan
mendukung implementasi strategi focus yang memang paling banyak dipilih oleh
perusahaan kecil.
2.
Struktur
Fungsional
Dalalm
mengkoordinasikan fungsi-fungsi organisasi yang lebih kompleks perusahaan harus
lebih memilih struktur fungsional daripada struktur sederhana. Struktur fungsional terdiri dari seorang pejabat eksekutif kepala dan
staf-staf perusahaan dengan jumlah terbatas, dengan manajer-manajer lini
fungsional dibidang organisasi yang dominan seperti produksi, akuntansi,
pemasaran, R&P, rekaya teknologi, dan sumber daya manusia. Oleh karena itu,
perbedaan orientasi diantara fungsi-fungsi organisasi dapat menjadi penghalang
koordinasi dan komunikasi, tugas utama seorang CEO adalah menyatukan keputusan
dan tindakan fungsi bisnis individual agar bermanfaat bagi seluruh perusahaan.
Struktur fungsional juga memfasilitasi jalur karir dan pengembangan
professional di bidang-bidang fungsional tertentu.
Konsekuensi
negative yang tidak diduga dari struktur fungsional adalah kecenderungan para
manajer fungsional untuk focus pada masalah-masalah strategi lokal daripada
masalah-masalah strategi keseluruhan perusahaan. Penekanan tersebut yang
menyebabkan manajer-manajer khusus kehilangan wawasan akan keseluruhan tujuan
dan strategis perusahaan.
Kondisi
lain yang mendorong adanya perubahan dari struktur fungsional ke multidivisional adalah tingkat diversifikasi yang
lebih besar. Penerapan strategis yang berhasil seringkali membawa perusahaan ke
pertumbuhan diversifikasi. Dengan memutuskan untuk menawarkan produk-produk
yang sama dalam pasar-pasar yang berbeda (diversifikasi pasar) atau memlih
untuk menawarkan produk yang berbeda (diversifikasi produk).Struktur
multidivisi menyediakan control yang diperlukan untuk mengatasi tambahan
tingkat diversivikasi denga efektif.
3.
Struktur
Multidivisional
Struktur
Multidivisional (bentuk M) terdiri dari divisi-devisi operasi,
masing-masing mewakili pusat bisnis atau
pusat laba yang terpisah, dimana pemimpin atas perusahan mendelegasikan
tanggung ajwab operasional setiap hari dan strategi unit bisnis kepada manajer
devisi. Oleh karena itu, perusahaan diversifikasi merupakan bentuk bisnis yang
mendominasi dunia industri , bentuk M digunakan oleh kebanyakan perusahaan yang
bersaing dalam perekonomian dunia, bentuk M dirancang dengan efektif maka
struktur tersebut dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dan semua
perusahaan-perusahaan khususnya bagi perusahaan diversifikasi - kinerja merupakan fungsi yang menunjukkan
adanya kecocokan antara strategi dan struktur.
Penggunan Kontrol Internal dalam
Struktur Multidivisi
Kontrol
strategis dan keuangan merupakan dua jenis control internal utama yang
digunakan untuk mendukung penerapan strategi dalam perusahaan-perusahaan yang
lebih besar. Kontrol organisasi dirancang dengan tepat
akan memberikan wawasan yang jelas
tentang perilaku yang akan meningkatkan daya saing dan kinerja
keseluruhan perusahaan. Strategi diversivikasi diterapkan dengan efektif ketika
perusahaan mengguanakan dua jenis kontrol.
Kontrol Strategis: memerlukan kriteria jangka panjang dan
relevan secara strategis yang digunakan oleh manajer tingkat perusahaan untuk mengevaluasi kinerja
manajer-manajer divisi dan unit-unitnya. Kontrol strategis lebih memberi penekanan pada
penilaian subjektif dan melibatkan kriteria evaluasi intuitif. Kontrol
strategis biasanya memerlukan tingkat keragaman kognitif yang tinggi diantatra
para manajer tingkat atas. Keragaman kogninitif mencakup perbedaan keyakinan
tenteng relasi sebab akibat dan hasil yang diinginkan diantara pilihan-pilihan
manajer tingkat atas. Para
manajer tingkat perusahaan tergantung pada control strategi untuk mendapatkan
pemahaman operasional terhadap strategi-strategi yang diterapkan dalam devisi
atau unit perusahaan. Karena control strategis memungkinkan evaluasi tingkat
perusahaan terhadap lapisan tindakan strategis yaitu yang berkenaan dengan
perumusan dan penerapan strategi unit bisnis, para manajer tingkat perusahaan harus
memiliki pemahaman yang mendalam kegiatan operasi dan pasar unit binis atau
divisi.
Kontrol Keuangan: memerlukan kriteria objektif (misalnya,
tingkat pengembalian investasi) yang digunakan para manajer tingkat perusahaan
untuk mengevaluasi laba yang dihasilkan unit bisnis individual dan para manajer
yang bertanggung jawab untuk kinerja mereka. Oleh karena itu, unit-unit
berorientasi pada hasil keuangan, penekanan pada control keuangan masyarakat
independensi dari kinerja setiap divisi terhadap divisi lainnya. Ketika
perusahaan memilih untuk menerapkan sebuah strategi yang menuntut
interdependensi (saling ketergantungan) antara bisnis-bisnis perusahaan yang
berbeda, seperti strategi tingkat
perusahaan berkaitan terbatas, kemampuan control keuangan untuk menambah nilai
pada upaya-upaya implementasi kinerja jadi berkurang.
Menerapkan Strategi Tingkat Bisnis:
Struktur dan Kontrol Organisasi
Strategi
tingkat bisnis mengembangkan keunggulan kompetitif khusus (biaya rendah atau
diferensiasi) dalam ruang lingkup persaingan khusus pula seperti, (seluruh
industri atau dalam sebuah segmen sempit dalam industri).
Menggunakan Struktur Fungsional untuk Menerapkan Strategi
Kepemimpinan Biaya
Karakteristik
dari spesialisasi, sentralisasi, dan formalisasi berperan penting dalam
keberhasilan implementasi dari strategi kepemimpinan biaya.
Spesialisasi
adalah Jenis dan jumlah pekerja khusus yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan perusahaan. Para manajer membagi kerja peruahaan dalam sub-sub
kelompok yang homogen. Sub-sub kelompok tersebut biasanya merupakan bidang
fungsional, produk-produk yang diproduksi, atau klien-klien yang dilayani.
Dengan membagi dan mengelompokkan pekerjaan menurut spesialisasinya, perusahaan
mengurangi biaya melalui efisiensi yang diwujudkan oleh para karyawan yang
memiliki spesialisasi dalam kegiatan khusus, dan terkadang sempit ruang
lingkupnya.
Sentralisasi
adalah tingkatan dimana otoritas pengambilan terletak ditangan tingakat
manajerial yang lebih tinggi. Pada saat ini trend dalam organisasi bergerak
menuju kea rah desentralisasi- pergerakan otoritas pengambilan keputusan kepadaorang-orang
di dalam perusahaan yang langsung dan sering melakukan kintak dengan para
pelanggan. Untuk mengkoordinasi aktivitas-aktivitas dengan hati-hati lintas
fungsi organisasi, struktur yang digunakan untuk menerapkan strategi
kepemimpinan biaya membutuhkan sentralisasi. Para manajer harus memberikan
otoritas pengambilan keputusan kepada bawahannya, dengan tetap fokus pada
kebutuhan aktivitas yang lebih umum untuk dikoordinasikan dan diintegrasikan
melalui upaya-upaya yang dilakukan oleh staf sentralisasi.
Formalisasi adalah
dimana tingkatan dimana peraturan dan prosedur formal mengatur aktivitas
organisasi. Strategi kepemimpinan biaya sering kali dipilih oleh perusahaan
yang memproduksi produk-produk relative standar dalam jumlah yang lebih banyak.
Penggunaan Struktur Fungsional untuk
Menerapkan Strategi Diferensiasi
Strategi
diferensiasi berhasil diimplementasikan ketika struktur fungsional digunakan
dengan disentraslisasi otoritas pengambilan keputusan. Tidak seperti strategi
kepemimpinan biaya, dimana koordinasi dan integrasi terhadap fungsi organisasi
terjadi melalui sentralisasi otoritas pengambilan keputusan; struktur
fungsional digunakan untuk menerapkan strategi diferensiasi yang menuntut bahwa
semua orang di dalam organisasi belajar bagaimana mengkoordinasikan dan
menyatukan aktivitas mereka denga efektif.
2.3 Budaya Organisasi
Budaya
perusahaan (organizational culture) dapat didefinisikan sebagai “pola perilaku
yang telah dikembangkan oleh suatu organisasi ketika ia belajar untuk
menghadapi masalah adaptasi eksternal dan intergrasi internal, dan yang telah bekerja cukup baik untuk
dianggap sah dan akan diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar
untuk dimengerti, dipikirkan, dan dirasakan. Defisi ini menekankan pada
pentingnya menyelaraskan factor eksternal dengan internal dalam membuat
keputusan strategis.
Budaya
perusahaan menangkap
kekuatan yang tidak nyata, misterius, dan sebagian besar tidak disadari yang
membentuk tempat kerja. Penolakan besar atas perubahan, budaya dapat
menunjukkan kekuatan atau kelemahan utama perusahaan. Budaya dapat menjadi
dasar alas dan
untuk kekuatan atau kelemahan di fungsi bisnis utama.
Produk
budaya mencakup nilai, kepercayaan, rites, ritual, seremonial, mitos, cerita,
legenda, saga, bahasa, metafora, symbol, pahlawan, dan kepahlawana.
Budaya
perusahaan memenuhi beberapa fungsi penting dalam sebuah organisasi, sebagai
berikut :
1.
Budaya memberikan nuansa identitas bagai karyawan.
2. Budaya membantu menimbulkan komitmen karyawan terhadap sesuatu yang lebih
besar daripada diri mereka sendiri.
3.
Budaya menambah stabilitas perusahaan sebagai suatu sistem sosial.
4. Budaya adalah kerangka referensi bagi karyawan agar digunakan untuk
menerima berbagai kegiatan organisasional dan sebagai pedoman bagi perilaku
yang tepat.
Proses
manajemen strategis mengambil porsi yang besar dalam budaya perusahaan
tertentu. Lorsch menemukan bahwa eksekutif di perusahaan yang berhasil terikat
secara emosional dengan budaya perusahaan, tetapi ia menyimpulkan bahwa budaya
dapat merusak manajemen strategis dengan dua cara. Pertama, manajer sering
kehilangan arti penting perubahan kondisi eksternal karena mereka dibutakan
oleh kepercayaan yang telah mereka anut. Kedua, ketika budaya tertentu telah
efektif di masa lalu respons natural adalah mempertahankannya di masa depan,
bahkan di saat terjadinya perubahan strategis yang sangat besar. Budaya
perusahaan harus mendukung komitmen kolektif dari orang-orangnya untuk tujuan bersama. Budaya harus mendorong
kompetensi dan antusiasme di antara manajer dan karyawan.
“Budaya
memberikan penjelasan atas kesulitan besar yang dihadapi perusahaan ketika ia
berusaha untuk mengubah arah strategisnya. Bukan hanya memiliki budaya yang
“benar” yang merupakan esensi dan dasar dari
kehebatan perusahaan, juga dinyatakan bahwa kesuksesan atau kegagalan dari
reformasi bergantung pada kearifan dan kemampuan manajemen untuk mengubah
budaya penggerak perusahaan pada waktunya dan pada waktu dibutuhkannya
perubahan strategi.”
Potensi
nilai dari budaya organisasi belum direalisasikan sepenuhnya dalam studi
manajemen strategis. Mengabaikan pengaruh yang dimiliki budaya dalam
hubungannya di antar area fungsional bisnis dapat mengakibatkan hambatan
komunikasi, kurangnya koordinasi, dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan kondisi. Beberapa konflik antara budaya dan strategi perusahaan tidak
dapat dihindari, tetapi konflik tersebut harus dimonitor sehingga tidak
mencapai suatu titik di mana hubungan akan memburuk dan budaya menjadi
antagonis. Kebingungan yang tercipta di antara anggoa organisasi akan
menghambat formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Sebalinya, budaya
organisasi yang mendukung akan membuat pengelolaan menjadi jauh lebih mudah.
Kekuatan
dan kelemahan internal yang diasosiasikan budaya perusahaan terkadang tidak
terlihat karena sifat interfungsioanal dari fenomena ini. Hal tersebut adalah
penting, sehingga, bagi penyusun strategi untuk memahami system social budaya
dan strategi perusahaan. Tantangan untuk manajemen strategis saat ini adalah
untuk membawa perubahan dalam budaya organisasi dan pemikiran individu yang
dibutuhkan untuk mendukung formulasi, implementasi, da evaluasi strategi.
2.4 Sumber Daya Perusahaan
Menjadi popular di tahun 1990-an dan
hingga sekarang, pendekatan RBV tentang keunggulan kompetitif menyatakan bahwa
sunber daya internal adalah lebih penting untuk perusahaan dibandingkan factor
eksternal dalam mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Berkebalikan
dengan teori I/O yang dijelaskan di bab sebelumnya, pendukung pandangan RBV,
dipelopori oleh Jay Barney, menyatakan bahwa kinerja organisasi pada dasarnya
ditentukan oleh sumber daya internal yang dapat dikelompokkan dalam tiga
kategori:
1. Sumber daya fisik : meliputi semua pabrik dan peralatan,
lokasi, organisasi, teknologi,
bahan baku, mesin.
2. Sumber daya manusia : meliputi semua karyawan, pelatihan,
pengalaman, kepandaian, pengetahuan, keterampilan, kemampuan.
3. Sumber daya organisasi : meliputi struktur perusahaan, proses
perencanan, system informasi, paten, merk dagang, hak cipta, database, dan
sebagainya.
Ide dasar dari RBV adalah bahwa
bauran, jenis, jumlah, dan sifat dari sumber daya internal perusahaan harus dipikirkan
lebih dahulu dan hal yang terpenting dalam mengembangkan strategi yang dapat
mengarahkan pada keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Pengelolaan secara
strategis menurut RBV melibatkan pengembangan dan pengeksplotasian sumber daya
dan kemampuan perusahaan yang unik, serta secara terus-menerus mempertahankan
dan memperkuat sumber daya tersebut.
Agar suatu sumber daya bernilai, ia harus
(1) langka, (2) sulit ditiru, atau (3) tidak mudah digantikan. Sering kali
disebut “indicator impiris”, karena
emakin
banyak sumber daya yang langka, tidak mudah ditiru, dan tidak mudah digantikan,
semakin kuat keunggulan kompetitif perusahaan itu nantinya dan semakin lama ia
akan bertahan.
Terdapat lima
langkah dalam upaya dalam mengelola sumberdaya dalam strategi bersaing:
1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sumber daya perusahaan dalam hal
kekuatan dan kelemahan.
2. Menggabungkan kekuatan perusahaan dalam kemampuan khusus. Kemampuan
perusahaan (sering disebut kompetensi inti) adalah hal-hal bahwa sebuah
perusahaan dapat melakukan jauh lebih baik.
3. Menilai potensi keuntungan dari sumber daya dan kemampuan dalam hal potensi
mereka untuk keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan kemampuan untuk
memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan sumber daya dan
kemampuan.
4. Pilih strategi yang terbaik dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan dan
kemampuan relatif terhadap peluang maksimal.
5. Mengidentifikasi kesenjangan sumber daya dan berinvestasi dalam
meminimalisir kelemahan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan mengetahui beberapa
analisis lingkungan umum perusahaan tersebut perusahaan dapat mengetahui
bagaimana keadaan dilingkungan sekitar baik dari lingkungan internal dengan
berbagai elemen yang telah disebutkan diatas maupun dari lingkungan eksternal
perusahaan. Maka dari itu perusahaan bisa menentukan strategi apa yang harus
dilakukan perusahaan guna menghadapi berbagai keadaan yang terjadi disekitar
perusahaan.
Paling utama dari analisis
lingkungan perusahaan tersebut bagaimana perusahaan bisa memberikan yang
terbaik dan tidak membuat kebijakan yang bisa merugikan baik perusahaan maupun
lingkungan sekitar.
3.2 SARAN
Seharusnya setiap perusahaan harus mempunyai
analisis lingkungan ini baik secara internal maupun eksternal. Dengan penerapan
analisis lingkungan umum yang baik perusahaan akan mampu membuat
strategi-strategi yang baik guna perusahaan mencapai tujuan dan dapat berbaur
dengan lingkungan tempat perusahaannya agar tidak terjadi konflik yang malah
bisa merugikan perusahaan.
Daftar Pustaka
Hitt, Michael,A., Ireland, R. Duane. & Hoskisoon,
Robert E. 2001. Manajemen Strategis Daya
Saing dan Globalisasi. Jakarta: Salemba Empat
Muhammad, Suwarsono. 2002. Manajemen Strategis. Akademi
Manajemen Perusahaan, YKPN. Yogyakarta
Agustinus Wahyudi, SE, MBA. 1996. Manajemen Strategik.
Binarupa Aksara. Jakarta
http://PurnamaWard
Lingkungan Internal dan Analisis Lingkungan Internal (Manajemen
Strategik).html?m=1
Diakses 5 Maret, Pukul 17:00 WIB.
No comments :
Post a Comment