Kemampuan
Sebagaimana
diutarakan di atas, kemampuan mencerminkan kapasitas perusahaan dalam
menggunakan sumber daya yang terintegrasi untuk mencapai apa yang diharapkan.
Sebagai perekat yang mengikat organisasi menjadi satu. Kemampuan muncul dari
waktu ke waktu melalui interaksi yang kompleks antara sumber daya berwujud
maupun tidak berujud. Ini didasarkan pada pengembangan, pelaksanaan dan
peraturan informasi serta pengetahuan, melalui modal manusia yang dimiliki
perusahaan. Dengan demikian, pengetahuan perusahaan dicakup dan dicerminkan
oleh kemampuannya, dan merupakan sumber inti keuanggulan bersaing yang
berkesinambungan dalam perekonomian global.
Karena dasa utama bagi kemampuan
perusahaan adalah kemampuan dan pengetahuan pegawainya, nilai modal manusia
dalam pengembangan dan penggunaan kemampuan serta kompetensi ini tidak dapat
berlebihan. Misalnya, Wal-Mart menyimpulkan bahwa pengawainya mamainkan peran
penting dalam memuaskan kebutuhan konsumen. CEO Wal-Mart yakin bahwa
pemeliharaan terhadap karyawan yang selalu ingin berbuat lebih dari yang lalu
“secara konstan menantang mereka untuk mendengarkan dan belajar serta
melaksanakan lebih dari yang merekan kerjakan sekarang,” adalah satu cara untuk
pertumbuhan dan keberhasilan perusahaan.
Sejumlah pengerahuan yang dimiliki
modal manusia suatu perusahaan adalah salah satu kemampuan perusahaan yang
paling signifikan dan merupakan akar dari segala keunggulan bersaing. Beberapa
memandang pengetahuan sebagai “penjumlahan segala sesuatu yang diketahui setiap
orang dalam perusahaan yang memberikan perusahaan tersebut kemampuan bersaing
dalam pasar. Juga, sampai sejauh mana suatu perusahaan mendapatkan pengetahuan
baru dan mengembangkan kemampuan yang perlu untuk menerapkannya di pasar
merupakan sumber utama keunggulan bersaing yang berkesinambungan dalam
perekonomian global.
Pentingnya modal manusia dalam
keberhasilan perusahaan, dan kebutuhan untuk menyediakan peluang belajar bagi
mereka, ditekankan oleh Robert Reich, sekretaris tenaga kerja dalam
administerasi pemerintahan Clinton. Sebagai tenggapan terhadap pandangan
beberaa eksekutif bahwa mereka tidak mampu menyelenggarakan pelatihan bagi
pekerja. Reich menawarkan hal berikut: “Anda tidak bisa tidak mampu untuk
melakukan pelatihan bagi para pekerja. Setiap pesaing dapat datang dan
menggunakan mesin yang sama, peralatan yang sama. Satu-satunya yang unik yang
anda miliki adalah komitmen dan kemampuan pekerja anda. Saat ini, beberapa
perudahaan berusaha untuk mengintegrasikan dan mrngoordinasi secara lebih baik
program pelatihan mereka untuk memungkinkan setiap pekerja mengembangkan
kompetensi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara efisien dan
efektif.
Seberapa banyak kemampuan dibutuhkan
perusaan untuk memgembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan?
Tanggapan bagi pertanyaan ini bervariasi. McKinsey & Co., misalnya,
menyarankan klien mereka untuk mengidentifikasi, suatu tindakan strategis
perusahaan seingkali dikembangkan dalam bidang fungsional (misalnya produksi
R&D pemasaran dan sebagainya). Table 3-3 menunjukkan pengelopokan fungsi
organisasi dan kemampuan yang dirasakan perlu dimiliki perusahaan sehubungan
dengan fungsi tersebut. PepsiCo. Misalnya, disegani karena struktur
organisasinya. Struktur peruusahaan, yang mencakup, selain komponen lainnya,
mekanisme perencanaan, koordinasi, dan pengendalian secara formal dan
noonforma, merupakan hasil unik penggabungan dan integrase sumber daya PepsiCo.
TABLE
3-3
Contoh
Kemampuan Perusahaan
|
||
Bidang
Fungsional
|
Kemampuan
|
Contoh
|
Filosofi perusahaan
Manajemen
Sistem
informasi
Manajemen.
Pemasaran
Sumber daya
manusia
Pelatihan dan
pengembangan
Manufaktur
Distribusi
|
Memandang
perusahaan sebagai sekumpulan
kemampuan dari pada produk.
Aliansi
strategi secara efektif.
Struktur
organisasi efektif.
Hubungan
dorongan pasar yang efektif dengan pemasok dan kensumen.
Keterampilan
proses data.
Produksi
produk yang efektif.
Program
pelatihan efektif dan ekstensif.
Inovasi produk
dengan cepat.
Aplikasi
pengetahuan secara ekstensif.
Aplikasi fiber skill yang ekstensif.
Kemampuan
riset dasar.
Produksi yang
cepat barang-barang yang trendi.
Produk efisien
motor elektrik kecil.
Miniaturisasi
komponen dan pengenalan produk.
Pengenalan
mesin teknologi canggih.
Penggunaan “ cross doking” distribusi produk yang
efesien.
|
NEC
Corning
Thosiba
PepsiCo
NCR
Banc One
America
Airtine
Gillette
McKinsey
Consulting
Motorola
Honda
Intel
3M
DuPont
Sony
AT&T
Benetton
Black &
Decker
Sony
Mazda
Wal-Mart
The Limeted
|
Sumber
Diadaptasi dari R.M. Grant, 1991, Contemporary Strategy Analysis
(Cambridge, England; Blackwell Business), 106
|
Analisis Rantai Nilai
Sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar 3-5, rantai nilai perusahaan dapat dibagi menjadi
aktivitas primer dan pendukung. Aktivitas
primer (primery activities) berhubungan
dengan penciptaan fisik produk, penjualannya dan distribusinya kepada pembeli
serta pelayanan purna jual. Logistic masuk, operasi, logistic keluar, pemasaran
dan penjualan, serta pelayanan merupakan lima kategori aktivitas primer, aktivitas pendukung (support activities) memberikan dukungan yang perlu untuk
aktivitas primer. Termasuk dalam aktivitas pendukung adalah infrastruktur
perusahaan, menajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan prawatan.
Disajikan dalam table 3-4 halaman 94
adalah hal-hal yang dipelajari untuk . mengidentifikasi dan memperkitakan
potensi penciptaan nilai dari aktivitas promer perusahaan dalam Tabel 3-5
halaman 95, disajikan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mempelajari
aktivitas pendukung perusahaan. Sebagaimana dengan analisis aktivitas primer,
tujuan pengujian seluruh hal ini adalah untuk menentukan bidang-bidang di mana
perusahaan memiliki potensi untuk menciptakan nilai.
Dalam menggunakan analisis rantai
nilai, menajer berusaha untuk mempelajari sumber daya dan kemampuan perusahaan
sehubungan dengan aktivitas yang dilakukannya untuk merancang, memproduksi dan
mendistribusikan produknya. Semua hal yang tercakup dalam Tabel 3-4 dan 3-5
harus diperkirakan sesuai kemampuan pesaing. Untuk menjadi sumber keunggulan
bersaing, kemampuan harus memungkinkan perusahaan untuk (1) melakukan aktivitas
primer atau pendukung tertentu dalam cara yang lebih baik dari pada acara yang
digunakan perusahaan pesaing (2) melakukan aktivitas menciptakan nilai yang
tidak dapat dilakukan pesaing. Hanya dalam kondisi-kondisi tersebut perusahaan
dapat menciptakan nilai tinggi bagi konsumen dan memperoleh keunggulan bersaing
yang berkesinambungan. Seringkali cara ini meliputi konfigurasi atau
penggabungan ulang aktivitas rantai nilai secara unik. Federal Express mengubah
sifat usahanya dengan mengkonfigurasi ulang baik aktivitas primer maupun
pendukung untuk menciptakan jasa pengiriman suatu malam. Banak pesaing berusaha
menggagalkan usaha Federal Express dalam mendapatkan keuntungan yang timbul
dari konfigurasi ulang rantai nilainya.
No comments :
Post a Comment