Thursday, 21 April 2016

Pelatihan dengan Memperhatikan Pengukuran ROI

Pelatihan dengan Memperhatikan Pengukuran ROI
                 Untuk meyakinkan pihak manajemen agar mau melaksanakan suatu program pelatihan, tidaklah cukup hanya dengan memaparkan segi-segi persiapan, teknis pelaksanaan dan hasil perubahan perilaku yang diharapkan terjadi setelah peserta mengikuti pelatihan tersebut. Dewasa ini tugas para training manager atau training coordinator menjadi lebih berat karena untuk meyakinkan para kolega mereka (manager) ataupun pihak manajemen, seorang training manager hanya dapat menghitung atau memprediksi berapa besar nilai Return on Investment (ROI= pengembalian keuntungan investasi) dari sebuah pelatihan yang akan diselenggarakan. Tentu saja untuk melakukan hal ini, seorang training manager dituntut memiliki kemampuan dalam bidang financial dan menerjemahkan investasi dari program pelatihan kedalam angka-angka sehingga dapat dilihat dengan jelas hasil perhitungannnya.
                 Dalam menghadapi tuntutan tersebut tidak jarang beberapa training manager gagal meyakinkan koleganya ataupun pihak manajemen. Apalagi jika program pelatihan harus bersaing dengan program lain yang diajukan oleh divisi lain yang dengan gampang dapat dihitung nilai investasi maupun keuntungannya. Biasanya jika terjadi hal seperti ini, maka hampir dapat dipastikan bahwa program pelatihan akan menjadi prioritas kedua. Kondisi seperti ini seringkali membuat para training manager berkecil hati dan akhirnya menjadi malas untuk mengajukan program peltihan meskipun program tersebut sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan.
                 Sebagai suatu investasi, pihak manajemen tentu ingin melihat seberapa besar keuntungan yang dapat disumbangkan oleh program pelatihan dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan keuntungan tersebut. Oleh karena itu, jika sang training manager mau bersaing secara sportif, maka ia harus dapat mengukur ROI suatu pelatihan supaya menjadi jelas bagi semua pihak.
a.   Evaluasi Keberhasilan Pelatihan
                 Seperti kegiatan lainnya dalam suatu perusahaan atau organisasi maka kegiatan pelatihanpun perlu dievaluasi untuk melihat sejauh mana program pelatihan yang telah dilaksanakan memiliki kontribusi pada kemajuan perusahaan. Beberapa alasan program pelatihan harus dievaluasi sebagai berikut :
1.   Memastikan bahwa pelatihan benar-benar merupakan sarana atau tindakan yang tepat dalam usaha untuk memperbaiki kinerja dan produktivitas perusahaan sehingga dapat disejajarkan dengan sarana atau tindakan-tindakan lain yang umumnya digunakan dalam perusahaan.
2.   Memastikan bahwa dana yang digunakan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan karena sudah melalui berbagai evaluasi dan telaah secara mendalam.
3.   membantu memperbaiki design program pelatihan dimasa yang akan datang.
4.   Membantu dalam menentukan metode pelatihan yang paling tepat.
                 Bentuk-bentuk evaluasi yang digunakan atau dipilih sangat bergantung pada kriteria yang akan digunakan sebagai dasar pelatihan keberhasilan. Secara umum ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan dasar penilaian keberhasilan suatu pelatihan, yaitu :

1.   Jumlah peserta
      Meskipun jumlah peserta belum tentu mengidentifikasi efektivitas suatu pelatihan, tetapi paling tidak jumlah peserta yang hadir menunjukkan bahwa pelatihan memang telah didesain sesuai dengan kebutuhan.
2.   Efisiensi
      Efisiensi menunjuk pada seberapa besar usaha yang dilakukan dan waktu yang digunakan untuk mempelajari dan menyelesaikan sesuatu dalam pelatihan. Efisiensi sangat erat kaitannya dengan biaya, semakin efisien metode suatu pelatihan maka akan semakin sdikit biaya yang harus dikeluarkan.
3.   Jadwal
      Keberhasilan pelatihan juga dapat dievaluasi dari seberapa tepat pelaksanaan pelatihan tersebut mengikuti jadwal yang telah dibuat. Semakin banyak jadwal yang dilanggar maka akan semakin mengganggu program pelatihan yang telah disusun sehingga kemungkinan untuk mencapai tujuan pelatihan akan semakin kecil.
4.   Suasana Kondusif
      Dalam perusahaan yang memiliki karyawan yang banyak atau jaringan yang luas maka peserta pelatihan bisa berasal dari berbagai divisi, wilayah, kantor cabang  dan antar negara. Dalam hal ini, sebuah pelatihan harus mampu menciptakan suasana yang kondusif sehingga para peserta mau berbaur dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan baru mereka.
5.   Reaksi peserta
      Dalam suatu pelatihan, jika para peserta bereaksi negative terhadap pelatihan, akan kecil kemungkinan bagi mereka untuk menyerap materi pelatihan dan mengaplikasikannya dalam pekerjaan sehari-hari. Akibatnya mereka cenderung memberikan laporan yang negative terhadap pelatihan dan akhirnya akan membuat pelatihan tersebut kehilangan peserta atau kurang diminati.
6.   Pembelajaran
      Pelatihan yang dianggap berhasil adalah pelatihan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, ketrampilan atau perubahan sikap dan perilaku para peserta. Oleh karena itu, dalam pelatihan seringkali dilakukan tes berupa pretes dan post-tes yang berguna untuk melihat sejauhmana terjadinya perubahan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku para peserta pelatihan.
7.   Perubahan perilaku
      Apa yang telah dipelajari oleh peserta dalam suatu pelatihan tentu diharapkan dapat direfleksikan dalam bentuk sikap dan perilaku. Perubahan sikap dan perilaku ini dapat diukur dengan melakukan observasi, kuisioner dan tes.
8.   Perubahan dan kinerja
      Jika peserta pelatihan telah berperilaku sesuai dengan tuntutan pekerjaan, mereka diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur perubahan kinerja, diantaranya adalah melihat jumlah keluhan yang masuk, jumlah penjualan, jumlah produksi per jam, per hari ataupun per minggu. Harus diakui bahwa perubahan kinerja yang terjadi belum tentu semuanya dipengaruhi oleh hasil pelatihan, tetapi setidaknya jika kinerja tersebut dapat diukur secara periodic maka manajemen dan karyawan lambat laun akan merasakan pentingnya pelatihan, tetapi setidaknya jika kinerja tersebut dapat diukur secara periodik maka manajemen dan karyawan lambat laun akan merasakan pentingnya pelatihan.
9.   Menghitung ROI
      Sebuah pelatihan merupakan suatu investasi. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika ROI dari suatu pelatihan harus dapat diukur. Untuk menghitung ROI, harus dievaluasi dahulu seberapa besar biaya dan keuntungan yang akan diperoleh dari suatu pelatihan.


No comments :

Post a Comment